Setiap langkah kecil dan seolah tak berguna, di
dalam Tuhan bisa menjadi sesuatu yang penting jika itu seturut kehendak-Nya.
Tiada sesuatu yang kebetulan. God is the Greatest Planner of all. (-fon-)
Setelah membaca surat
kabar setempat- The Straits Times - mengenai review beberapa Taman Kanak-Kanak (kindergarten, untuk selanjutnya terkadang akan saya singkat dengan kindy), akhirnya saya berdiskusi dengan
suami mengenai sekolah anak kami yang kala itu belumlah genap berusia 1.5
tahun.
Diskusi itu berakhir
dengan kesimpulan, mencoba mendaftar ke sebuah kindy yang termasuk 10 besar di sini versi survei dari suatu
lembaga survei di Singapura.
Memang masih lama, tetapi
di Singapura, untuk beberapa kindy,
memiliki sistem senioritas (siblings/saudara
pernah sekolah di sana )
akan memiliki kesempatan lebih baik ketimbang mereka yang tidak ada afiliasi
sama sekali dengan sekolah bersangkutan.
Di sini hanya dibutuhkan
biaya pendaftaran sekitar 50 dollar, setara Rp.400.000,-, lalu menunggu
antrian.
Sekolah tempat kami
mendaftar adalah sebuah Kindy milik
gereja, untuk selanjutnya akan saya sebut singkat saja S Kindy (SK).
Di SK, banyak dari ortu bahkan sudah mendaftar di kala bayi baru
lahir. Dengan membawa surat
lahir bayi ke sekolah untuk nanti bersekolah saat di tahun mereka berusia 3
tahun (the year they turn 3, level-nya
pre-nursery). Memang luar biasa animo
atas sekolah ini. Selain kualitas, mungkin juga harga yang cukup bersaing,
tidak sampai terlalu melangit. Dan enaknya di sekolah-sekolah di sini, tidak
ada uang pembangunan atau uang pangkal yang besar seperti yang saya dengar dari
teman-teman di Indonesia .
Singkat cerita, sebelum
anak kami masuk ke SK, kami pindah-
keluar dari Singapura, tetapi terus diberi info tiap tahun dan ditanyai apa
kami mau melanjutkan antrian untuk level berikutnya. Sesudah pre-nursery, nursery, kemudian K1 dan K2 (Kindergarten
1 dan 2).
Dan akhirnya ketika kami
kembali ke Singapura tahun lalu, saya berusaha mengontak pihak SK apa ada
kemungkinan anak kami masuk ke sana .
Katanya sudah penuh, tidak bisa. Tetapi, untuk tahun depan (2013) Januari,
bisa. Karena kami tiba di bulan Juni 2012, maka kami mencarikan sekolah lainnya
buat anak kami. Ternyata, pihak SK mencoba mengontak saya via nomor HP yang
lama di Ho Chi Minh City
selama libur sekolah di bulan Juni. Saya sedang berada di Jakarta , sudah keluar dari HCMC tetapi belum
di Singapura. Nomor HP saya yang mereka hubungi nomor Vietnam itu tidak
lagi aktif.
Menurut mereka, mereka
mencoba e-mail ke saya yang memberitakan ada tempat untuk anak kami, tetapi
saya tidak pernah terima. Saya cukup kesal, karena sudah terlanjur masuk ke
sekolah lain, tetapi tidak bisa berbuat apa-apa selain melanjutkan term tersebut (1 term = 10 minggu), di sekolah M
Kindy.
Saya lalu lebih getol
telepon untuk memastikan posisi kami di bulan Januari 2013 ini, lalu katanya di
term 4, yaitu bulan September akan ada 1 anak yang keluar, jika tertarik boleh
mengambil tempat itu.
Masalahnya di M Kindy kami
sudah bayar uang buku dan seragam. Tetapi, kesempatan dan antrian di SK tidak
bisa diulang kembali jika saya melepaskan kesempatan ini. Maka setelah berembuk
dengan suami, kami memutuskan untuk mengambil tempat yang ada di SK dan
merelakan uang buku kami di M Kindy…
Di Konser Akhir Tahun.
University Cultural Hall – NUS (National University
of Singapore ) Oktober 2012.
Konser yang megah. Indah.
Anak-anak menari dan
mempertunjukkan kebolehan dengan kostum yang tertata rapi. Ada astronot, ada penari dari Cina, ah
sungguh berwarna!
Tetapi, yang mengharukan
adalah saya berkesempatan merasakan dan melihat bahwa ini adalah sekolah yang
mendidik dengan ‘hati’. Doa yang dituliskan di proyektor (karena Cultural Hall melarang kegiatan yang
berbau keagamaan untuk sikap netral mereka, maka kami membaca doanya dalam hati
saja…) membuat saya meneteskan air mata. Tak terbendung. Haru campur bahagia.
Langkah kecil yang tak
berarti ketika kami mendaftar di pertengahan tahun 2008 itu berbuah sungguh
manis.
Anak kami diperhatikan
dengan baik, didik bukan hanya untuk jadi pintar secara akademis tetapi juga
menjadi anak yang memiliki karakter baik dan memiliki ‘hati’ untuk sesama.
Sungguh bersyukur saya
atas semuanya ini. Praise the Lord!
Mana pernah saya tahu,
saya akan duduk di kursi University Cultural
Hall untuk menyaksikan keindahan itu?
Rencana kami waktu itu
masih belum pasti, entah kapan akan kembali ke Singapura. Saya bahkan sempat
berpikir untuk melepas kesempatan itu masuk sekolah SK jika kami belum
diberi-Nya kemungkinan untuk kembali ke Singapura…
Saya tidak tahu. Saya tak
pernah membayangkan itu semua.
Tetapi, Tuhan tahu…
Langkah kecil itu membawa
saya menuju ke sebuah sekolah yang sangat cocok dengan hati saya. Mendidik anak
pintar itu baik, tetapi alangkah baiknya jika juga dikombinasikan dengan
mendidik anak-anak dengan karakter yang baik dan hati yang penuh kasih di dalam
Tuhan.
Rasa terima kasih tak
kunjung putus saya ucapkan.
Dalam hati, dalam diri.
Dan tulisan ini saya
tujukan sebagai perwujudan syukur saya.
Perwujudan syukur kami
sekeluarga atas sekolah yang Tuhan rencanakan bagi anak kami.
He won’t give us the second best. He’ll give us the
very best. Only the best!
Thanks to You, God!:)
6 Maret 2013
fon@sg
- Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang
ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai
sejahtera dan
bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh
harapan. (Yeremia 29:11)
No comments:
Post a Comment