Kita semua agaknya punya ‘comfort zone’- zona nyaman.
Mungkin itu suatu tempat yang begitu melekat dengan kita.
Mungkin itu pekerjaan kita…
Mungkin itu persahabatan yang begitu dekat dan erat…
Mungkin itu apa saja…
Sesuatu yang membuat kita terbiasa dan nyaman…
Saya pernah memiliki itu semua ketika saya berada di Jakarta .
Saya seolah punya semua yang saya inginkan.
Pekerjaan yang baik, persahabatan yang erat, pelayanan di ladang Tuhan yang sesuai dengan talenta yang dititipkan-Nya…
Pekerjaan yang baik, persahabatan yang erat, pelayanan di ladang Tuhan yang sesuai dengan talenta yang dititipkan-Nya…
Keluarga, kegiatan harian yang menyenangkan di mana saya bisa olahraga
secara teratur…
Seolah semuanya sangat menyenangkan dan saya menikmati itu semua…
Namun hidup tidak berhenti di titik itu saja…
Hidup selalu bergerak, dinamis…
Perubahan adalah bagian dari hidup yang tak terhindarkan…
Lalu, datanglah perubahan itu bagi saya.
Ketika saya harus pindah dari Jakarta .
Meninggalkan bumi pertiwi Indonesia saat saya harus ikut
suami yang dipindah-tugaskan…
Dunia saya?
Berantakan.
Berantakan.
Porak-poranda.
Kacau-balau…
Pertama-tama, seolah saya menikmati perubahan itu, namun ternyata,
perubahan yang sangat bertubi-tubi tidak siap saya terima saat itu juga…
Kehamilan, kehadiran seorang bayi yang lucu namun ternyata mengasuh
sendiri bukan pekerjaan gampang. Ketiadaan pekerjaan, jauh dari sahabat, dan
belum terbiasa tinggal di negeri baru walaupun itu bukan suatu negara yang
jauh, membuat saya ternyata merindukan ‘comfort zone’ saya…
Seolah semua kenyamanan itu ditarik dari saya, tanpa saya sempat
bereaksi.
Tanpa saya bisa.
Karena perubahan itu begitu cepat terjadi…
Saya pun menjadi lupa, bahwa itu semua adalah titipan-Nya.
Mudah bagi saya untuk berucap semua adalah titipan Tuhan saat segala hal
berlangsung normal dan biasa…
Namun, ketika semua berubah, saya pun seolah lupa bahwa itu semua hanya
karena anugerah-Nya.
Perlahan, saya pun kembali belajar…
Bahwa itulah hidup…
Hidup bisa membawa kita ke mana saja…
Bahkan ke tempat atau keadaan yang tak pernah kita bisa prediksi
sebelumnya.
Namun, saya pun belajar bahwa di dalam Tuhan, meninggalkan zona nyaman
berarti mempercayakan hidup saya ke dalam penyelenggaraan-Nya.
Percaya bahwa ini semua akan baik adanya…
Percaya bahwa segenap perubahan yang terjadi ini adalah baik bagi
perkembangan kedewasaan iman saya di kemudian hari…
Percaya, bahwa perubahan ataupun kondisi yang seolah tidak ‘pro’ pada
saya, tidak menguntungkan saya bahkan terasa mengecilkan diri saya, memiliki
tujuan dalam rencana-Nya…
Lalu, saya menemukan kegiatan baru.
Karena kondisi kehamilan kurang baik, saya seolah dipaksa keadaan untuk
tinggal di rumah.
Dari terbiasa aktif, jujur, itu merupakan siksaan bagi saya.
Namun, apa daya, demi Sang Bayi saya harus melakukannya juga.
Di rumah di Singapura, saya mulai menemukan ‘pelampiasan’ baru yang
sudah saya mulai sebelumnya.
Saya mulai menulis lebih intens.
Dari situlah cikal-bakal seluruh blog yang sekarang ada.
Juga seluruh dunia tulis-menulis yang dipercayakan-Nya kepada saya.
Saya belajar, bahwa segala hal bukanlah milik saya.
Itu hanya perkenanan Tuhan yang begitu baik menganugerahkannya pada
saya.
Saya hanya bisa mensyukuri tiap detiknya dan belajar untuk tidak terlalu
melekat pada segala sesuatunya.
Belajar dan terus belajar.
Bahwa perubahan adalah pasti.
Namun, menyertakan Tuhan di dalam segala episode kehidupan akan membuat
kita berani menghadapi segalanya bersama-Nya.
Dari satu negara pindah ke negara berikutnya.
Dan kini, kembali ke negeri di mana awal saya merantau dari Jakarta .
Di sini, di Singapura, saya berusaha menjalani hidup sebaik yang saya
bisa.
Terus berusaha menjadi terang-Nya…
Walau tak jarang perasaan-perasaan negatif pernah menyapa.
Kekecewaan, kesepian, rasa sendirian, mungkin juga bagian dari luka-luka
di masa lalu yang kembali muncul.
Namun, kembali kasih-Nya menyadarkan saya bahwa Dia selalu ada…
Tak perlu terlalu tergantung pada apa pun atau siapa pun…
Hanya dengan berpegang kepada Tuhan, kita akan temukan kekuatan dalam
menjalani kehidupan ini…
Perjuangan Anda dan saya mungkin berbeda…
Namun, kita sama-sama berjuang dalam hidup yang Tuhan percayakan bagi
kita…
Mari, berjuang dan menjalani kehidupan dengan sungguh…
Sepenuhnya mempercayakan hidup kita kepada Yang Kuasa…
Ke mana pun Dia menempatkan kita, ke mana pun Dia mengutus kita, Dia
pasti akan memberikan kekuatan.
Dia pasti akan menyertai kita.
Sekarang dan selamanya.
Bukankah telah
Kuperintahkan kepadamu: kuatkan dan teguhkanlah hatimu? Janganlah kecut dan tawar hati, sebab TUHAN,
Allahmu, menyertai engkau, ke manapun engkau pergi.
--- Yosua 1:9
29.10.2013
fon@sg
No comments:
Post a Comment