Selamat pagi, Bapa…
Pagi ini hujan turun
begitu derasnya, Tuhan….
Sebagaimana yang sering
kualami dalam hidupku…
Hujan, badai, gelombang
kehidupan yang kualami….
Segalanya yang ingin
selalu kupersembahkan kepada-Mu…
Namun, pada kenyataannya,
tak selalu bisa kupersembahkan itu semua dengan rela…
Dengan keikhlasan penuh di
hatiku…
Tak jarang, aku harus
menghadapi bagian dari diriku yang sungguh-sungguh kecewa…
Kecewa karena rencanaku
tak terlaksana…
Biarpun aku percaya bahwa
rencana-Mu yang terbaik bagiku, tak semudah itu aku langsung melangkah ke
jenjang berikutnya…
Terkadang butuh waktu dan
proses yang cukup lama..
Memakan waktu yang panjang
untuk berdamai dengan diriku, untuk tidak menyalahkan siapa pun, terutama juga
untuk tidak menyalahkan-Mu…
Aku sadar, aku terkadang
bisa merasa Kau tidak lagi peduli padaku…
Saat doa-doaku tak
terjawab…
Saat kenyataan begitu
menghancurkan hati…
Sering kali, aku bertanya,
“ Tuhan, Kau di mana?”
Adakah Engkau di setiap
langkahku? Selalu?
Jujur saja, saat aku
begitu kecewa, aku jadi begitu meragukan itu semuanya itu.
Dalam naik-turunnya proses
kehidupan yang harus dijalani semua orang, termasuk diriku…
Aku sebetulnya terus
berusaha belajar untuk menerima…
Bahwa rancangan-Mu
pastilah yang terbaik bagiku…
Namun, satu demi satu
kecewa yang tak kukendalikan dengan baik itu...
Mulai menumpuk satu demi
satu…
Kegagalan demi kegagalan…
Sakit hati yang tertahan
dan tak terselesaikan…
Luka batin yang menoreh bagian
hati yang terdalam…
Tak semudah itu
terlepaskan…
Dan, kenyataan ini begitu
berat kurasakan…
Mudah bagiku untuk
berseru, “ Tiada yang mustahil bagi-Mu,” ketika aku tengah bersuka.
Ketika begitu banyak
kemudahan dilimpahkan kepadaku.
Ketika kesuksesan
menyapaku.
Namun, ketika semua hal
itu berbalik dariku…
Tak semudah itu bagi
mulutku untuk tetap memuji-Mu…
Secara jujur, kuakui bahwa
inilah aku, Tuhan…
Dengan segala kelemahan
manusiawiku…
Dengan segala kekuranganku…
Namun, terlepas dari
semuanya itu…
Aku mau tetap menjadi
kesayangan-Mu, menjadi murid-Mu yang setia sampai akhir hidupku…
Aku tetap mau menjalani
hidupku bersama-Mu, meskipun tak seindah yang kukira dulu…
Grafik relasi yang
naik-turun pun kualami bersama-Mu…
Di sini, saat ini…
Dengan segala kerendahan
hati, kumohonkan bimbingan Roh Kudus-Mu…
Untuk senantiasa
memimpinku ke jalan yang benar…
Ke jalan yang memuliakan
nama-Mu…
Segala kecewaku, sakit
hati, luka batin, rasa sepi, perasaan ditinggalkan, perasaan tak lagi
dipedulikan, perasaan minder, perasaan bahwa aku tak layak bagi-Mu, dan
segudang perasaan-perasaan negatif lainnya kubawa kepada-Mu.
Kembali kupercayakan
hidupku kepada-Mu.
Aku percaya, Tuhan,
setelah segala badai dan gelombang yang mengguncangkan hidupku…
Akan ada lagi pelangi yang
indah yang Kausediakan bagiku…
Sebagaimana Sang Pelangi
sering muncul seusai hujan…
Aku percaya, akan adanya
warna-warni yang menceriakan itu akan kembali Kauhadirkan…
Di proses ini, aku belajar…
Untuk menerima (kembali),
bahwa Engkau adalah Allah yang setia…
Yang selalu ada di setiap
episode kehidupanku…
Engkau takkan pernah
meninggalkanku…
Engkau tahu yang terbaik
bagi setiap anak-anak-Mu, termasuk diriku…
Dan, aku harus belajar
terus merencanakan segala sesuatu, namun juga fleksibel ketika itu semua
berubah haluan…
Aku percaya kepada-Mu.
Jesus, I
trust in You.
On
days when I am afraid,
I put
my trust in you. (Psalm 56:3)
I’ll
walk with You and won’t lean on my own understanding.(Proverbs 3:5)
I will
trust the Lord with all my heart.
Jesus,
I trust in You.
04.12.2014
fon@sg
No comments:
Post a Comment