*** Psssttt…Bukan Jaga Image J
Hari-hari belakangan ini,
agaknya godaan menjadi semakin berat. Beberapa kisah yang sering kita dengar,
membuat kita mengernyitkan kening dan
mengelus dada…. Bukan main, dunia ini sungguh hebat dalam rayuannya.
Pertanyaannya: mampukah kita bertahan?
Kisah Ali Topan – yang Bukan Anak Jalanan
Ali Topan (bukan nama
sebenarnya) adalah seorang yang setia. Dia cinta mati pada istrinya. Ketika
istrinya dinyatakan tak bisa hamil, dia bilang… “ Gak pa pa, Dik…Kita bisa sampai mati berdua saja… “
Ohhh, so sweet! Cinta memang memampukan orang menerima segalanya.
SEGALANYA???
Nanti dulu…
Sebuah reuni yang membawa
Ali bertemu kembali dengan cem-ceman
semasa SMU, membuatnya kembali ke masa lalu. Cinta yang dulu seolah tak
bersambung kisahnya, kini seolah mendapatkan angin segar. Buat Ali, Blackberry menjadi alat komunikasi dan
perselingkuhan yang paling efektif. Perlahan tetapi pasti, dia menjauhi
istrinya sendiri dan mengingkari janji perkawinan mereka. Ali Topan yang
dulunya setia, sekarang sudah mulai mendua…
Salah siapa? Teknologi? Blackberry? CLBK (Cinta Lama Bersemi
Kembali)?
Atau hanya karena dia
mempergunakan banyak alasan plus fasilitas dan memilih tidak ja-im (jaga iman)?
Ingkar akan kesetiaan yang sudah dia
janjikan di depan altar untuk istrinya?
Mudah bagi kita untuk
berkelit.
Bukan hanya soal kesetiaan
pasutri. Juga ketika browsing
internet, mau melihat hal-hal yang berbau pornografi yang begitu gampang
diakses di sana ?
Atau memilih menelusuri hal-hal yang
positif dan baik bagi perkembangan diri kita? Akankah kita memilih tetap jujur
di lingkungan kerja yang korup, dengan resiko kehilangan pekerjaan yang
merupakan mata pencaharian satu-satunya karena pasangan tidak bekerja? Atau
malah ikut arus, yang penting saya selamat? Tidak mudah memang ketika
berhadapan dengan pilihan-pilihan tersebut… Dan bagaimanakah kita seharusnya
dalam menentukan pilihan?
Setiap saat, kita bisa
dihadapkan pada godaan-godaan…
Dan setiap waktu pula,
kita harus menetapkan pilihan-pilihan. Kita mungkin saja tergoda, tetapi
akankah kita terus berada dan terbuai dalam godaan-godaan tersebut? Mana iman
kita sebagai pengikut-Nya yang sejati? Mudah bagi kita untuk bicara tentang
Kitab Suci dan mungkin hafal ayat-ayatnya, aktif di acara kerohanian, atau terlihat sebagai sosok idola di
masyarakat… Tetapi, siapakah yang kenal hati kita? Manusia bisa menilai apa
saja, tetapi Tuhanlah yang paling tahu hati setiap insan manusia… Bukankah iman
tanpa perbuatan adalah mati? Segala pengetahuan, segala kehebatan, akan jadi
nol besar, ketika dihadapkan pada keseharian sikap kita yang terlihat begitu
nyata bagi orang-orang di sekitar kita…
Menjaga iman adalah
penting. Sekaligus menjaga kekudusan di tengah dunia yang bengkok dan
menawarkan begitu banyak jalan pintas dan kepuasan sesaat.
Mari kita sama-sama saling
mendoakan agar kita bisa ja-im,
menjaga iman kita… Ingatlah
kebaikan-Nya… Jangan kita lari dari-Nya ketika bermasalah dan berbeban berat…
Lalu kemudian mencari alasan atau
kesenangan sesaat untuk berpaling dari-Nya….
Salam kasih. Mari berjuang
untuk Ja-Im (baca: jaga iman) di dunia yang menawarkan berjuta godaan. Semoga kita
dipimpin hikmat Tuhan ketika harus melakukan pilihan-pilihan, sehingga bisa
memutuskan dengan bijaksana.
With God, there’s no mission impossible. Anything
is possible with Him.
24th of July
2012
fon@sg