Di akhir liburan, kami
dihadapkan pada kenyataan bahwa Singapura tertutup haze (kabut asap) yang disebabkan oleh pembakaran hutan di daerah
Riau.
Tentu saja saya cukup
cemas, tetapi akhirnya memutuskan untuk pulang tepat waktu. Karena sekitar
seminggu lagi, sekolah anak-anak akan segera dimulai kembali.
Perihal kabut asap ini,
membuat saya pun ditanyai oleh beberapa sahabat mengenai kondisi kami dan
keluarga. Sungguh terima kasih tak terkira atas perhatian Sahabat sekalian.
Beberapa hari ini, cuaca Singapura cukup cerah, konon disebabkan oleh
berubahnya arah angin, malah Malaysia yang menyatakan negaranya dalam keadaan
darurat (‘state of emergency’) dikarenakan oleh kabut asap juga. Dan tentu
saja, kita berharap keadaan ini segera pulih.
Misa Minggu Sore 23 Juni 2013, St.
Bernadette Church @ Zion Road…
Romo Sambodo, SS.CC
membuka misa dengan sesuatu yang ‘up to date’ dan merangkainya dengan indah.
Seperti Singapura yang
ditutupi kabut, asap… Begitu pun kondisi hati kita yang sering tertutup kabut
dan asap sehingga tak mampu melihat dan merasakan kasih Allah dalam hidup kita…
Aku tersentak.
Begitu benar ungkapan itu.
Tak jarang kabut dan asap
menyelimuti hatiku, hatimu, hati kita.
Sehingga pandangan kita
pun tak jelas, samar-samar, tak tertuju pada-Nya.
Hari itu, aku sungguh
berdoa agar Tuhan singkapkan semua kabut di hati yang menghalangi kasih-Nya
masuk dan memenuhi hatiku.
Mungkin itu berupa
kebencian, amarah, dendam, ataupun luka yang masih menganga…
Sungguh, kuingin itu semua
berada dalam kendali. Bukan berarti aku melupakan itu semua seolah amnesia.
Tentu saja bukan!
Tetapi, biarlah itu semua
menjadi pelajaran bagi diriku sendiri. Membuatku belajar lebih baik lagi dalam
hal mengasihi. Dan itu semua-agaknya- takkan mungkin terjadi tanpa campur
tangan Allah sendiri.
Hari ini…
Konon hujan es batu
mengguyur bagian Barat Singapura. Beberapa daerah seperti Bukit Batok, Jurong
East, dan beberapa bagian lainnya merasakan hujan es batu itu. Sekitar tempat
tinggalku tidak, walau terlihat begitu hitam mendung yang menggayuti langit
sore ini…
Kabut sudah berlalu, namun
mungkin akan kembali.
Berganti hujan es batu
yang memenuhi hari sebagian warga di sini…
Aku tetap berdoa agar
segala musibah ini bisa berlalu.
Paniknya rakyat di sini
yang memburu masker N95. Keadaan yang begitu berasap yang bahkan terasa sampai
di dalam tempat tinggal- seolah tetangga sedang bakar-bakar kertas, semoga tak
lagi mengisi hari-hari ke depan nanti…
Dan aku pun berdoa…
Agar damai Tuhan
menghampiri setiap hari…
Agar kasih-Nya mengisi
setiap relung hati…
Agar setiap kerinduan
akan-Nya tak lagi tertutupi…
Ya Tuhan, bukalah mata
hati kami…
Jangan ada batas-batas itu
lagi…
Kabut asap silakan pergi…
Biarlah mentari kasih-Nya
yang ganti menyinari…
Pancaran kelembutan yang
indah dan begitu dinanti…
Setiap insan manusia di
bumi ini.
25.06.2013
fon@sg
- badai pasti berlalu. Kabut asap pun begitu #in faith I believe in You.