Pernah
dipandang orang lain dengan tatapan ‘menghina’ -dari ujung rambut sampai ujung
kaki- yang bikin tidak enak hati alias risih?
Hmmm, saya pernah…
Pernah
pula memandang orang lain yang dianggap kurang se-level atau tidak sehebat Anda
dengan pandangan mengecilkan mereka?
Jujurnya
saat introspeksi diri, walaupun berusaha keras untuk mengurangi hal itu,
ternyata aku pun pernah melakukannya…
Ketika
orang lain menganggap kita kecil, rasa apa yang timbul?
Tak
berharga. Sendirian. Kesepian.
Tak
diperhitungkan. Dikucilkan.
Tak
ada perhatian.
Lalu
muncul tindakan pengecilan terhadap diri sendiri…
Lalu
mungkin pula muncul pertanyaan dalam hati:
“
Apakah hidupku ini sungguh berarti?”
Jika
tidak, untuk apa aku hidup di dunia ini…
Bercampur
frustrasi, terkadang beberapa orang yang depresi …
Mengambil
jalan pintas untuk mengakhiri hidupnya sendiri…
Ah,
haruskah setragis ini???
***
Di
dalam doaku yang kupanjatkan kepada-Mu, Tuhanku…
Suara
itu masuk dan memenuhi hatiku…
“Engkau
anak-Ku… Aku menerimamu apa adanya…”
Perlahan,
damai itu menyelimuti hatiku…
Ah,
Tuhan saja tak pernah mengganggapku hina, mengapa aku harus menganggap diriku
tak berharga hanya karena segelintir orang yang tak menganggapku se-level
dengan mereka?
Hidup
terlalu berharga daripada mempermasalahkan orang-orang yang menganggapmu remeh
dan tak berharga…
Dan…
Tak
jarang, aku pun menganggap orang lain rendah dan hina.
Rasanya
bahagia menemukan cacat-cela dari orang-orang di sekitar kita…
Sampai
selebriti di nusantara, Asia , atau dunia…
Entah,
rasanya asyik saja…
Tetapi…
Jika
aku yang dihina, dicerca, dan dicela….
Betapa
sakit rasanya…
Hancur
hati seketika…
Teringat
kembali pepatah lama…
Jangan
lakukan jika itu tak menyenangkan bagi orang lain…
Karena
jika itu terjadi padamu, kausendiri takkan suka…
Hmmm…
Kita
tidak pernah jadi manusia hina karena Tuhan sungguh inginkan hadirnya kita di
dunia…
Hidup
terlalu berharga untuk mencela dan berduka
Atas
keberadaan diri kita di alam semesta…
Jika
perbedaan itu bisa jadi ajang hina-menghina paling juara…
Aku
juga bisa memandang orang lain hina ketika mereka melakukan yang berbeda…
Ah,
tapi, apa untungnya menjadi sama seperti mereka?
Mana
kasih Allah yang seharusnya menuntunku senantiasa?
Biarkan
kelembutan-Nya hapuskan dendam yang membara….
Tuhan,
jauhkanlah aku dari penghakiman itu…
Bahwa
orang lain lebih hina dariku…
Aku
pun takkan suka menanggung hinaan itu…
Jika
itu terjadi pada diriku…
Tuhan,
aku begitu membutuhkan-Mu…
Untuk
membimbingku selalu…
Siramilah
hatiku dengan kasih-Mu itu…
Sehingga
aku mampu
Mengasihi
diriku dan sesamaku…
‘kan terus kutanamkan kesadaran
betapa berharganya aku…
Takkan
kubiarkan rasa hina membelenggu…
Dan
aku pun belajar untuk tak memandang hina sesamaku…
Tuhan,
kumohon pimpinan-Mu…
31.08.2013
fon@sg
*Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau, maka
Aku memberikan manusia sebagai gantimu, dan bangsa-bangsa sebagai ganti
nyawamu.
--- Yesaya 43:4