Misteri
Minggu lalu, ketika membaca bertubi-tubi berita terbunuhnya Ade Sara, mahasiswi usia 19 tahun, ada rasa yang bergejolak di dada...
Sebagai seorang Ibu-jujur saja- saya sulit membayangkan kejadian ini.
Namun, membaca komentar Ayah-Ibu Ade Sara, sungguh saya memberikan acungan jempol setinggi-tingginya buat mereka.
Bahwa kasih dan label pemeluk kristiani, bukan hanya sekadar janji atau ucapan manis di mulut.
Tetapi, sungguh jika itu benar-benar dijalankan, akan membawa decak kagum semua orang.
Lintas agama, tanpa memandang suku-bangsa...
Bahwa kasih dan pengampunan sungguh menjadi hal yang begitu indah, walaupun pastinya orangtua Ade Sara mengalami kekecewaan yang begitu besar dan rasa kehilangan yang tak terlukiskan.
Mereka sudah menjadi contoh yang luar biasa di mata saya dan pastinya bagi banyak orang.
Belum lagi usai soal kekagetan akan terbunuhnya Ade Sara, datanglah berita hilangnya pesawat Malaysian Airlines MH370 secara mendadak dan sampai sekarang belum diketahui nasibnya.
Berita ini saya dapatkan pertama kali dari apps TRS- The Real Singapore di pagi hari, Sabtu 8 Maret yang lalu.
Rasa simpati dan kasihan langsung meraja di dada.
Bagaimana nasib lebih dari 200 penumpang di dalamnya? Yang setiap dari mereka punya kisah dan perjalanan hidup sendiri?
Sampai hari ke-10, perkembangan kasus makin menjadi-jadi.
Membuat kebingungan, membuat banyak spekulasi yang terkadang membuat saya mengelus dada.
Satu per satu kejadian yang belum terselesaikan ini seolah bagai misteri...
Hatiku pun berbisik:
"Ah, bukankah kehidupan itu sendiri adalah misteri Ilahi?"
Kematian itu sendiri, walaupun pasti terjadi, entah kapan atau di mana, juga bagaimana terjadinya masih merupakan misteri bagi setiap kita.
Jika yang ada di angan, di pikiran adalah jalan normal: meninggal di masa tua dalam kondisi sakit-sakitan... Mungkin itu jauh lebih diterima...
Dibandingkan dengan kehilangan mendadak sebagaimana kasus Ade Sara, atau
para penumpang MH370 yang masih tetap diharapkan hidup oleh para sanak saudara mereka jika benar bahwa dugaan bahwa pesawat ini dibajak...
Kelahiran seorang bayi pada umumnya diharapkan dan disambut dengan kebahagiaan...
Namun, kematian, ketika harus berhadapan dengan rasa kehilangan, tentunya tidak bisa dihadapi dengan keceriaan yang gegap-gempita...
Hidup dan segala misterinya menjadi seperti sebuah teka-teki yang seolah tak terpecahkan...
Namun, pada akhirnya, dengan menundukkan kepada...
Dengan seluruh rasa simpati dan sedih yang mungkin ada...
Kita harus berani mengakui...
Bahwa suatu saat, suka-tidak suka, kita harus menghadapi ujung dari hidup ini.
Suatu ketika, kita harus berkata sudah selesai.
USAI.
Mungkin kata ini bukanlah kata favorit kita...
Namun, inilah kenyataan yang harus dihadapi...
Suatu saat, kita harus kembali kepada Sang Pencipta...
Entah bagaimana caranya, juga tak tahu kapan atau di mana...
Namun, usai di dunia, bukan berarti usai pula bagi kita.
Ada satu babakan lain...
'Chapter' yang bernama keabadian...
Dalam kekekalan bersama Bapa...
Isn't it sweet?:)
Mungkin sulit untuk sampai pada pengertian itu tadi...
Mengingat betapa melekatnya kita pada dunia dan kehidupan yang kita jalani...
Sebagaimana hidup adalah misteri...
Mari kembali kepada Allah yang hakiki...
Hanya kepada Dia kita sandarkan diri dan sepenuh hati...
Dalam iman, semoga kuat menjalani...
Setiap keadaan bersama Dia yang menemani...
Sembari terus mendoakan ketenangan Ade Sara...
Juga keluarganya agar diberikan ketabahan...
Dan semoga MH370 mendapat titik terang...
Mohon Tuhan buka jalan dan singkapkan semua rahasia...
Sehingga pihak keluarga setidaknya mendapatkan kejelasan...
Sebagaimana hidup adalah misteri...
Mari kita kembali menapaki...
Hari lepas hari...
Dengan iman yang membalut hati...
Agar Tuhan tetap menjadi fokus hidup ini...
18.03.2014
fon@sg
No comments:
Post a Comment