Wednesday, September 1, 2010

Sukacita



Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh.

--- Yoh. 15:11

Sukacita? Apakah itu?

Mungkin beberapa dari kita merasa sukacita adalah hal yang ada di awang-awang, impian belaka, tidak realistis. Karena selama hidup berarti akan banyak masalah, hambatan, kegagalan, kepedihan, kekecewaan, ketakutan, dan emosi-emosi negatif lainnya. Sehingga jika ada yang mendengungkan soal sukacita, kita lalu bertanya dengan skeptis: sukacita??? Adakah ia?

Jujur, selama sebulan terakhir, saya tengah dilanda sukacita karena berita kehadiran buah hati kami yang kedua. Kemudian, hari-hari sesudahnya berubah menjadi hari-hari penuh perjuangan karena kondisi kehamilan yang tidak mudah. Saya hampir tidak bisa makan, minum pun mual. Muntah sudah jadi makanan sehari-hari. Sehingga rasa segan terkadang menyerang. Ngapain makan, kalau nantinya muntah lagi? Tetapi, apa pun yang terjadi, saya harus tetap makan demi kesehatan saya dan buah hati yang dititipkan-Nya di rahim saya.

Hari-hari selanjutnya menjadi hari-hari yang merangkak perlahan. Merayap. Sulit dilewati. Ditambah lagi kondisi dari hasil cek darah yang menunjukkan beberapa masalah. Hati saya pun menjadi gelisah. Bagaimana ini, bagaimana anak saya? Saat itu pun, saya pernah merasakan: sukacita, di mana ada?

Di antara semua kondisi tersebut, adalah suatu sukacita terbesar, ketika aku masuk ke ruang dokter. Mendengarkan denyut jantungnya, melihat dia ada di dalam kandunganku. Itulah sukacita terbesar, untuk kemudian berusaha kuat menjalani hari-hari yang tidak mudah. Dengan kondisi yang lemah, aku berusaha mengerti esensi dari sukacita itu sendiri.

Sukacita itu ada. Sukacita itu berasal dari-Nya. Sehingga, dalam keadaan sesulit apa pun, walaupun dengan asupan makanan yang tak banyak itu, aku menjalani hari-hariku. Ketika kekuatiran menyerang, ketika ketakutan melanda, aku tetap berpegang pada tangan-Nya yang selalu membimbingku. Mempercayai Dia sekali lagi dan menemukan sukacita itu ada di dalam hatiku. Sukacita-Nya yang meliputi hatiku. Aku sadar, adalah satu anugerah merasakan ini semua sekali lagi. Aku sadar, bahwa: everything happens for a reason. Dan pada akhirnya, biarlah dalam keadaan apa pun, dalam kondisi sesulit apa pun, kita tetap percaya bahwa sukacita-Nya takkan pernah berhenti mengaliri kehidupan kita bak sungai yang tak pernah kering!

Jakarta, 1 September 2010

-fon-

sumber gambar:

http://www.christianpost.co.id/life/DailyQT/20050313/2449/sukacita-melalui-penderitaan/