Wednesday, May 18, 2011

Kapan?


Oleh: Fonny Jodikin

Kata itu begitu mengusikku.

Semakin dewasa aku, rasanya semakin menggangguku. Ketika asyik-asyiknya menikmati kesendirianku, tak jarang orang bertanya: kapan punya pacar? Ketika sedang menikmati masa-masa berpacaran, pertanyaan berikutnya: kapan menikah? Sesudah menikah, kapan punya anak? Sesudah punya anak satu, kapan punya anak kedua? Akhirnya aku menjadi alergi dengan kata itu, kalau tidak bisa dikatakan benci.

Karena terus ditanya seperti itu, aku pun menanyakannya terus kepada-Nya.

Kapan, Tuhan?

Kapan aku punya mobil baru?Kan temanku sudah ganti dua kali, masa’ aku belum?

Kapan aku pindah kerja yang baru?Kan temanku sudah punya gaji berlipat, sementara aku terus berada di kantor lama dengan gaji yang hampir tak berubah ketika aku masuk kerja.

Kapan aku punya pacar, menikah, punya anak, punya menantu, punya cucu?

Kapan ini dan kapan itu, Tuhan? Kapan waktu-Mu tiba bagiku?

Setelah mengalami masa-masa relasi yang terbilang sulit dengan-Nya, karena seolah Dia tak pernah menjawab pertanyaan-pertanyaanku. Aku memilih diam. Dan terkesan sedikit ‘cuek’ dengan-Nya. Aku tak lagi banyak berdoa. Karena sudah terlanjur kecewa, tak lagi kuingin bertanya.

Tengah malah ketika kucoba pejamkan mataku, sambil terus membolak-balik tubuhku di tempat tidurku. Suara-Nya yang lembut mengisi ruang hatiku:

Kapan kau sungguh akan melayani-Ku melalui orang-orang di sekitarmu?

Kapan kau akan berhenti memusatkan perhatian hanya pada dirimu dan belajar bersyukur?

Kapan kau akan berdoa agar Aku mengubah hatimu menjadi baru dan bukan mengubah keadaan di sekelilingmu?

Kapan kau akan percaya pada-Ku?

Tiba-tiba kurasakan air mata mengaliri kedua pipiku.

Kusadari betapa aku egois dan terus merongrong-Mu, ya Tuhan.

Ampuni aku.

Kusujud berdoa dan bersimpuh di kaki-Mu.

Kapan terakhir aku berdoa pada-Mu?

Ini saatnya aku kembali mensyukuri segalanya dan percaya pada-Mu.

Ubahlah hatiku, sehingga aku mampu menerima segala yang terjadi dalam hidupku.

Ho Chi Minh City, 19 Mei 2011

*somehow, we’re all struggling with this particular word: When? When, God??? Tetapi kembali kupercaya bahwa Tuhan penguasa segalanya dan yang punya rencana atas hidupku. Lord, I surrender…