Tuesday, June 25, 2013

Haze (Kabut Asap)


Di akhir liburan, kami dihadapkan pada kenyataan bahwa Singapura tertutup haze (kabut asap) yang disebabkan oleh pembakaran hutan di daerah Riau.
Tentu saja saya cukup cemas, tetapi akhirnya memutuskan untuk pulang tepat waktu. Karena sekitar seminggu lagi, sekolah anak-anak akan segera dimulai kembali.

Perihal kabut asap ini, membuat saya pun ditanyai oleh beberapa sahabat mengenai kondisi kami dan keluarga. Sungguh terima kasih tak terkira atas perhatian Sahabat sekalian. Beberapa hari ini, cuaca Singapura cukup cerah, konon disebabkan oleh berubahnya arah angin, malah Malaysia yang menyatakan negaranya dalam keadaan darurat (‘state of emergency’) dikarenakan oleh kabut asap juga. Dan tentu saja, kita berharap keadaan ini segera pulih.

Misa Minggu Sore 23 Juni 2013, St. Bernadette Church @ Zion Road

Romo Sambodo, SS.CC membuka misa dengan sesuatu yang ‘up to date’ dan merangkainya dengan indah.
Seperti Singapura yang ditutupi kabut, asap… Begitu pun kondisi hati kita yang sering tertutup kabut dan asap sehingga tak mampu melihat dan merasakan kasih Allah dalam hidup kita…

Aku tersentak.
Begitu benar ungkapan itu.
Tak jarang kabut dan asap menyelimuti hatiku, hatimu, hati kita.
Sehingga pandangan kita pun tak jelas, samar-samar, tak tertuju pada-Nya.

Hari itu, aku sungguh berdoa agar Tuhan singkapkan semua kabut di hati yang menghalangi kasih-Nya masuk dan memenuhi hatiku.
Mungkin itu berupa kebencian, amarah, dendam, ataupun luka yang masih menganga…
Sungguh, kuingin itu semua berada dalam kendali. Bukan berarti aku melupakan itu semua seolah amnesia. Tentu saja bukan!
Tetapi, biarlah itu semua menjadi pelajaran bagi diriku sendiri. Membuatku belajar lebih baik lagi dalam hal mengasihi. Dan itu semua-agaknya- takkan mungkin terjadi tanpa campur tangan Allah sendiri.

Hari ini…
Konon hujan es batu mengguyur bagian Barat Singapura. Beberapa daerah seperti Bukit Batok, Jurong East, dan beberapa bagian lainnya merasakan hujan es batu itu. Sekitar tempat tinggalku tidak, walau terlihat begitu hitam mendung yang menggayuti langit sore ini…
Kabut sudah berlalu, namun mungkin akan kembali.
Berganti hujan es batu yang memenuhi hari sebagian warga di sini…

Aku tetap berdoa agar segala musibah ini bisa berlalu.
Paniknya rakyat di sini yang memburu masker N95. Keadaan yang begitu berasap yang bahkan terasa sampai di dalam tempat tinggal- seolah tetangga sedang bakar-bakar kertas, semoga tak lagi mengisi hari-hari ke depan nanti…

Dan aku pun berdoa…
Agar damai Tuhan menghampiri setiap hari…
Agar kasih-Nya mengisi setiap relung hati…
Agar setiap kerinduan akan-Nya tak lagi tertutupi…
Ya Tuhan, bukalah mata hati kami…
Jangan ada batas-batas itu lagi…
Kabut asap silakan pergi…
Biarlah mentari kasih-Nya yang ganti menyinari…
Pancaran kelembutan yang indah dan begitu dinanti…
Setiap insan manusia di bumi ini.

25.06.2013
fon@sg

  • badai pasti berlalu. Kabut asap pun begitu #in faith I believe in You.

No comments:

Post a Comment