Monday, September 23, 2013

Berpautlah Kepada Tuhan



“Anakku, jikalau engkau bersiap untuk mengabdi kepada Tuhan, maka bersedialah untuk pencobaan. Hendaklah hatimu tabah dan jadi teguh, dan jangan gelisah pada waktu yang malang. Berpautlah kepada Tuhan, jangan murtad daripada-Nya, supaya engkau dijunjung tinggi pada akhir hidupmu. Segala-galanya yang menimpa dirimu terimalah saja, dan hendaklah sabar dalam segala perubahan kehinaanmu. Sebab emas diuji didalam api, tetapi orang yang kepadanya Tuhan berkenan dalam kancah penghinaan. Percayalah pada Tuhan maka Ia pun menghiraukan dikau, ratakanlah jalanmu dan berharaplah kepadaNya.” (Sirakh 2:1-6)

Ketika membaca ayat-ayat dari Kitab Sirakh beberapa hari yang lalu, saya sungguh merasa diperkuat untuk menghadapi segala pencobaan yang selalu datang dan pergi dalam kehidupan ini.
Banyak kali, saya merasa tidak siap ketika pencobaan itu datang.
Dan agaknya, kita semua pun pernah merasa begitu tidak siap, ketika sesuatu yang mendadak-sesuatu yang kurang baik dalam pandangan kita-terjadi dan begitu menghentakkan kita. Bahkan menghempaskan kita ke jurang terdalam di kehidupan ini.

***

Hendaknya kita menjadi tabah dan teguh.
Jangan gelisah pada waktu yang malang.
Dan terutama: berpautlah kepada Tuhan dan jangan murtad daripada-Nya.
(Hmmm, karena begitu mudah kita berpaling dari-Nya, saat masa-masa yang tidak menyenangkan sedang kita alami. Tak jarang, kita mempertanyakan ke-MahaKuasa-an Tuhan di saat-saat seperti ini. Saat seolah Dia tak peduli pada keadaan kita yang tengah sekarat dalam kesengsaraan. Begitu larut kita dalam nelangsa, sehingga melupakan harapan yang sebetulnya selalu ada di dalam Dia).

Segala-galanya yang menimpa dirimu terimalah saja, dan hendaklah sabar dalam segala perubahan kehinaanmu.
Ah, yang bener, God?
Masa’ sih, saya harus terima segalanya?
Masa’ sih, saya yang hebat begini harus menerima kehinaan di hidup saya?
Pertanyaan yang mungkin muncul itu hendaknya kita telaah lagi.
Segala hal yang menurut kita baik, belum tentu baik di mata-Nya.
Segala hal yang kita inginkan, belum tentu yang kita butuhkan.
Dan jika menganggap diri kita hebat, ingatkah kita akan Yesus Kristus yang jauhhhh lebih hebat dari kita, namun bersedia menerima kehinaan untuk mati di kayu salib bagi segenap umat manusia yang berdosa?
Ada baiknya kita berefleksi dan terus bercermin, diiringi doa, semoga kita dijauhkan dari kesombongan diri…

Sebab emas diuji di dalam api, tetapi orang yang kepadanya Tuhan berkenan dalam kancah penghinaan.
Emas diuji dalam api dan kancah penghinaan menjadi suatu pembelajaran luar biasa untuk tetap rendah hati dan berpegang pada kekuatan-Nya.

Percayalah pada Tuhan maka Ia pun menghiraukan dikau, ratakanlah jalanmu dan berharaplah kepada-Nya.
Ya Tuhan, kutahu tidak ada jalan lain selain percaya dan berharap kepada-Mu.
Jalani setiap tikungan yang berliku.
Karena kutahu, kesetiaan-Mu selalu mengiringiku.
Kuatkanlah hatiku…
Ketika hidup tak memberikan kemanisan yang pernah kurasakan di waktu lalu…
Jangan sampai kecut hatiku…
Namun, biarkan aku tetap setia menanti penggenapan rancangan-Mu
Di dalam hidupku…

24.09.2013

fon@sg

No comments:

Post a Comment