Friday, February 5, 2010

Misa Natal Pertama di HCMC


Misa Natal Pertama di HCMC

Saigon Notre-Dame Cathedral Basilica

25 Desember 2009, pukul 09.10 pagi…

Informasi dari seorang pemain organ yang kuterima lima hari yang lalu, kujadikan acuan untuk datang ke misa yang katanya berbahasa Inggris di Hari Natal ini. Sementara kabarnya misa malam Natal diadakan pukul 22.00 dalam Bahasa Vietnam. Tetapi ternyata, misa pagi itu masih juga dalam Bahasa Vietnam. Tak mengapa, kucoba ikuti dengan khusyuk.

Tiba sedikit terlambat karena di saat terakhir, anak kami merengek ikut, suasana gereja lebih meriah daripada biasa karena di bagian luarnya saja sudah ada beberapa orang memakai kostum ‘Santa Claus’. Deretan itu bertambah dengan anak-anak kecil dan juga beberapa orang remaja yang juga memakai baju merah dari bahan beludru dan rumbai-rumbai putih, semakin menyemarakkan suasana Natal.

Sesampainya di dalam gereja, ruangan sudah penuh sesak. Termasuk di bagian belakang, sudah banyak orang yang berdiri. Aku juga termasuk di dalamnya. Jadilah kami berdiri di belakang selama misa berlangsung. Kupandangi sekelilingku, ada pemandangan yang tidak biasa. Karena di sekitarku penuh dengan mereka yang duduk di kursi roda. Mereka yang tampaknya ‘cacat’ secara fisik. Dan ketika lektor dan lektris membacakan bacaan pertama dan kedua, bertambah jelaslah di mataku bahwa ini misa untuk orang yang kurang lengkap anggota fisiknya. Dua lektris dan lektor itu tadi, keduanya buta. Rasa terharu, kasihan, bangga, campur aduk jadi satu dalam hatiku saat itu. Dan di hari kelahiran Kristus, aku menyaksikan kebesaran-Nya bahwa mereka yang membacakan bacaan hari itu, tak mampu melihat, tapi membacakan dari dalam hati mereka yang terdalam. Suara mereka membuatku tersentuh. Dan aku disadarkan sekali lagi akan kebesaran Tuhan. Akan tujuan Kristus hadir ke dunia ini. Sekaligus menyadari betapa beruntungnya setiap manusia yang memiliki kelengkapan panca indera. Walaupun sering kali kita yang lengkap secara fisik ini mengeluh, namun ternyata apa yang kita miliki, apa yang kita alami, sebetulnya sungguh luar biasa. Sikap yang penuh syukur terhadap kelengkapan panca indera terbawa dalam diriku terus dan terus. Sekaligus mengagumi mereka yang mungkin buta secara fisik, namun tidak ‘buta’ hatinya. Sering kali malah kenyataan menghadapkan kita pada mereka yang memiliki mata yang bisa melihat dengan sempurna, bahkan tanpa kaca mata, namun hatinya ‘buta’. Sungguh ironis memang, namun itulah hidup…

Tuhan hadir bukan hanya bagi mereka yang kaya, bukan pula melulu bagi mereka yang sukses, mereka yang bahagia dan selalu berkecukupan. Tetapi hadirnya Yesus ke dunia ini adalah untuk mereka yang berkekurangan. Mereka yang menjerit kesakitan. Mereka yang kelaparan. Mereka yang tak lengkap fisiknya. Mereka yang luka di batinnya. Mereka yang kesepian, mereka yang selalu resah dan tak pernah menemukan kedamaian walaupun di saat mereka menutup matanya ketika tidur. Bagi mereka yang insomnia, tidur pun bukan suatu kenikmatan. Bahkan tidur adalah suatu siksaan karena tak bisa menutup mata sementara pikiran terus berjalan.

Kristus lahir, Kristus hadir, untuk mengisi setiap rongga kehampaan dalam hati kita. Dalam hidup kita. Untuk itulah Dia datang. Salah satunya untuk mereka yang tidak lengkap fisiknya, bagi mereka yang cacat secara lahir. Ataupun cacat secara batin, misalnya kondisi mental yang tak berkembang baik, sementara umur pun terus melaju. Kristus datang dengan cinta. Dan cinta-Nya adalah obat terbaik bagi mereka yang sakit. Sakit fisik ataupun sakit hati. Dengan cinta-Nya kita dihadapkan pada kemungkinan untuk sembuh, berproses, bahkan tidak tertutup kemungkinan untuk tumbuh sehat secara sempurna dalam lingkup kasih-Nya. Dengan memperbaharui dan menerima kasih-Nya senantiasa, kita amat mungkin untuk sembuh!

Hidup tak pernah sempurna. Selalu ada kekurangan di sana-sini, selalu ada kecacatan di sana-sini. Dan keyakinan saya di saat itu, kehadiran-Nya adalah untuk mengisi kecacatan itu, untuk mengisi kekosongan dan kehampaan di diri. Di hati. Yesus, terima kasih sudah hadir di saat ini. Terima kasih mau meninggalkan kenyamanan-Mu sebagai anak Allah dan mengambil rupa sebagai hamba dan tinggal bersama-sama dengan manusia.

Kutinggalkan gereja penuh rasa syukur. Sekaligus juga mendoakan mereka yang kurang beruntung. Bagi mereka yang cacat, bagi mereka yang kesepian, bagi mereka yang mungkin di hari Natal itu mengalami kelaparan hebat, mengalami kesedihan luar biasa. Semoga Tuhan Yesus hibur mereka. Semoga Tuhan Yesus basuh setiap hati yang luka dan menjadikannya baru…

Selamat ulang tahun, Yesus! Ulang tahun-Mu kali ini menjadi pelajaran berharga bagiku karena aku diizinkan melihat dari sisi lain, di negara lain, bahwa karya-Mu tak pernah berhenti. Selalu dibutuhkan di dunia ini. Tanpa Engkau, apa jadinya dunia ini? Dalam Natal ini, kulihat kembali rahmat-Mu, kasih-Mu, dan penyelenggaraan-Mu yang tanpa henti atas hidup kami.

Pelan, kubisikkan di telinga-Mu, “ Happy birthday, Jesus! Thank you and I Love You!”

HCMC, 3 Januari 2010

-fon-

* telah dimuat di Majalah Kuasa Doa (KD) Vol. 4, No. 12, Februari 2010 dengan judul Happy Birthday, Jesus! Posting-nya menunggu dimuatnya di Majalah KD dulu, maka agak terlambat.

sumber gambar:

http://travelvietnaminfo.com/images/saigon11.jpg

No comments:

Post a Comment