Wednesday, March 6, 2013

Only the Best




Setiap langkah kecil dan seolah tak berguna, di dalam Tuhan bisa menjadi sesuatu yang penting jika itu seturut kehendak-Nya. Tiada sesuatu yang kebetulan. God is the Greatest Planner of all. (-fon-)

Singapore, pertengahan 2008
Setelah membaca surat kabar setempat- The Straits Times - mengenai review beberapa Taman Kanak-Kanak (kindergarten, untuk selanjutnya terkadang akan saya singkat dengan kindy), akhirnya saya berdiskusi dengan suami mengenai sekolah anak kami yang kala itu belumlah genap berusia 1.5 tahun.
Diskusi itu berakhir dengan kesimpulan, mencoba mendaftar ke sebuah kindy yang termasuk 10 besar di sini versi survei dari suatu lembaga survei di Singapura.
Memang masih lama, tetapi di Singapura, untuk beberapa kindy, memiliki sistem senioritas (siblings/saudara pernah sekolah di sana) akan memiliki kesempatan lebih baik ketimbang mereka yang tidak ada afiliasi sama sekali dengan sekolah bersangkutan.
Di sini hanya dibutuhkan biaya pendaftaran sekitar 50 dollar, setara Rp.400.000,-, lalu menunggu antrian.

Sekolah tempat kami mendaftar adalah sebuah Kindy milik gereja, untuk selanjutnya akan saya sebut singkat saja S Kindy (SK).
Di SK, banyak dari ortu bahkan sudah mendaftar di kala bayi baru lahir. Dengan membawa surat lahir bayi ke sekolah untuk nanti bersekolah saat di tahun mereka berusia 3 tahun (the year they turn 3, level-nya pre-nursery). Memang luar biasa animo atas sekolah ini. Selain kualitas, mungkin juga harga yang cukup bersaing, tidak sampai terlalu melangit. Dan enaknya di sekolah-sekolah di sini, tidak ada uang pembangunan atau uang pangkal yang besar seperti yang saya dengar dari teman-teman di Indonesia.

Singkat cerita, sebelum anak kami masuk ke SK, kami pindah- keluar dari Singapura, tetapi terus diberi info tiap tahun dan ditanyai apa kami mau melanjutkan antrian untuk level berikutnya. Sesudah pre-nursery, nursery, kemudian K1 dan K2 (Kindergarten 1 dan 2).

Dan akhirnya ketika kami kembali ke Singapura tahun lalu, saya berusaha mengontak pihak SK apa ada kemungkinan anak kami masuk ke sana. Katanya sudah penuh, tidak bisa. Tetapi, untuk tahun depan (2013) Januari, bisa. Karena kami tiba di bulan Juni 2012, maka kami mencarikan sekolah lainnya buat anak kami. Ternyata, pihak SK mencoba mengontak saya via nomor HP yang lama di Ho Chi Minh City selama libur sekolah di bulan Juni. Saya sedang berada di Jakarta, sudah keluar dari HCMC tetapi belum di Singapura. Nomor HP saya yang mereka hubungi nomor Vietnam itu tidak lagi aktif.
Menurut mereka, mereka mencoba e-mail ke saya yang memberitakan ada tempat untuk anak kami, tetapi saya tidak pernah terima. Saya cukup kesal, karena sudah terlanjur masuk ke sekolah lain, tetapi tidak bisa berbuat apa-apa selain melanjutkan term tersebut (1 term = 10 minggu), di sekolah M Kindy.

Saya lalu lebih getol telepon untuk memastikan posisi kami di bulan Januari 2013 ini, lalu katanya di term 4, yaitu bulan September akan ada 1 anak yang keluar, jika tertarik boleh mengambil tempat itu.
Masalahnya di M Kindy kami sudah bayar uang buku dan seragam. Tetapi, kesempatan dan antrian di SK tidak bisa diulang kembali jika saya melepaskan kesempatan ini. Maka setelah berembuk dengan suami, kami memutuskan untuk mengambil tempat yang ada di SK dan merelakan uang buku kami di M Kindy…

Di Konser Akhir Tahun.
University Cultural Hall – NUS (National University  of Singapore) Oktober 2012.

Konser yang megah. Indah.
Anak-anak menari dan mempertunjukkan kebolehan dengan kostum yang tertata rapi. Ada astronot, ada penari dari Cina, ah sungguh berwarna!

Tetapi, yang mengharukan adalah saya berkesempatan merasakan dan melihat bahwa ini adalah sekolah yang mendidik dengan ‘hati’. Doa yang dituliskan di proyektor (karena Cultural Hall melarang kegiatan yang berbau keagamaan untuk sikap netral mereka, maka kami membaca doanya dalam hati saja…) membuat saya meneteskan air mata. Tak terbendung. Haru campur bahagia.

Langkah kecil yang tak berarti ketika kami mendaftar di pertengahan tahun 2008 itu berbuah sungguh manis.
Anak kami diperhatikan dengan baik, didik bukan hanya untuk jadi pintar secara akademis tetapi juga menjadi anak yang memiliki karakter baik dan memiliki ‘hati’ untuk sesama.

Sungguh bersyukur saya atas semuanya ini. Praise the Lord!
Mana pernah saya tahu, saya akan duduk di kursi University Cultural Hall untuk menyaksikan keindahan itu?
Rencana kami waktu itu masih belum pasti, entah kapan akan kembali ke Singapura. Saya bahkan sempat berpikir untuk melepas kesempatan itu masuk sekolah SK jika kami belum diberi-Nya kemungkinan untuk kembali ke Singapura…

Saya tidak tahu. Saya tak pernah membayangkan itu semua.
Tetapi, Tuhan tahu…
Langkah kecil itu membawa saya menuju ke sebuah sekolah yang sangat cocok dengan hati saya. Mendidik anak pintar itu baik, tetapi alangkah baiknya jika juga dikombinasikan dengan mendidik anak-anak dengan karakter yang baik dan hati yang penuh kasih di dalam Tuhan.

Rasa terima kasih tak kunjung putus saya ucapkan.
Dalam hati, dalam diri.
Dan tulisan ini saya tujukan sebagai perwujudan syukur saya.
Perwujudan syukur kami sekeluarga atas sekolah yang Tuhan rencanakan bagi anak kami.
He won’t give us the second best. He’ll give us the very best. Only the best!
Thanks to You, God!:)

6 Maret 2013
fon@sg
  • Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan  apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera  dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan  yang penuh harapan. (Yeremia 29:11)

No comments:

Post a Comment