Tuesday, September 1, 2009

Perubahan

Homiletika

Judul: Perubahan

Bacaan: Pengkhotbah 3:1-15

Selamat malam, Saudara/i terkasih dalam Kristus…Saya mengajak kita semua membayangkan kejadian sebagai berikut:
Suatu pagi, Anda terbangun dan menikmati cahaya matahari pagi yang masuk melalui jendela kamar Anda. Anda mensyukuri betapa indahnya hari itu. Anda bangun dan memulai aktivitas Anda. Saat Anda bersiap ke luar rumah, tiba-tiba saja cuaca yang tadinya cerah berubah menjadi mendung dan hujan turun dengan derasnya. Tiba-tiba saja semuanya berubah. Perubahan yang sesederhana itu sudah terjadi di pagi itu yaitu perubahan cuaca. Anda menghela nafas dan berpikir, memang perubahan tidak bisa dielakkan dalam hidup ini.
Perubahan, mungkinkah dihindari??? Kata orang bijak, satu-satunya hal yang konstan dan tidak pernah berubah dalam hidup ini adalah PERUBAHAN itu sendiri. Segala sesuatu berubah: mulai dari kondisi ekonomi, kepala Negara, sampai harga BBM. Dalam hidup menggereja pun pergeseran terjadi. Kalau kita lihat perubahan yang cukup mencolok saat ini adalah di mana gereja-gereja yang mulai bangkit justru di Asia dan Afrika. Sementara di Eropa: gereja menjadi semakin sepi dari umat. Meninggalnya Paus Yohanes Paulus II juga membuat gereja berubah. Berubah karena banyak hal yang luar biasa yang dilakukan semasa hidupnya, juga berubah karena konlaf akan melakukan pemilihan Paus yang baru.
Sebetulnya, perubahan tidak selalu jelek. Bisa jadi perubahan itu adalah sesuatu yang baik dan memberikan kesukacitaan tersendiri bagi yang merasakannya, misalnya: suatu keluarga yang menyambut gembira kehadiran seorang bayi pertamanya. Namun, tidak jarang suatu perubahan membawa kedukacitaan yang mendalam. Misalkan suatu keluarga yang saya kenal kehilangan sang ayah secara mendadak karena sang ayah meninggal di mobil saat menuju ke RS membuat anggota keluarganya tinggal dalam kesedihan yang mendalam sampai hari ini.
Kalau menghadapi perubahan yang membaik, tentunya mudah sekali. Tapi, kalau menghadapi perubahan yang memburuk, bagaimanakah sikap kita? Film The Incredibles, suatu film animasi yang memperlihatkan super hero di masa lalu yang tiba-tiba harus direlokasikan ke kantor dan tidak boleh menggunakan kekuatan supernya memperlihatkan betapa sulitnya buat si super hero itu menerima kenyataan dan menyesuaikan diri dengan kenyataan yang ada. Perubahan, memang tidak selalu mudah disikapi.
Sebagai umat Kristiani, bagaimana cara pandang alkitab tentang perubahan itu sendiri?
Dalam alkitab melalui teks di Pengkhotbah ayat-ayat awal itu tadi, kita bisa melihat betapa tidak adanya kepastian dalam hidup ini. Perubahan selalu terjadi. Ada waktu untuk lahir dan mati (ay.2), ada waktu untuk menangis dan tertawa (ay.4). Yang pasti untuk segala sesuatu di bawah langit, yaitu di bumi ini, ada masanya. Suatu hal yang melegakan kita dari ayat tersebut: untuk segala sesuatu di bumi ini ada waktunya. Jadi, segala sesuatu itu sudah ditentukan sebelumnya. Sudah direncanakan oleh Allah sendiri. Kalau segala sesuatu sudah direncanakan oleh Allah bagi kita, artinya termasuk perubahan yang terjadi dalam hidup kita juga tentunya sudah termasuk di dalam kerangka besar rencana Allah dalam hidup kita. Jadi, tidak ada langkah yang lebih baik, kecuali dengan bersikap terbuka dan mengandalkan Tuhan dalam segala perubahan yang terjadi di dalam kehidupan ini. Perubahan yang tidak dapat dielakkan itu mungkin saja merupakan cara Tuhan untuk membentuk kita untuk semakin dekat dengan Dia, dan semakin terbuka dan berserah terhadap rencana Allah yang sudah ditentukan sebelumnya. Penyerahan diri secara total dapat kita lakukan dengan berdoa-membangun komunikasi yang baik dengan Dia, menyerahkan setiap perasaan yang manusiawi yang berkecamuk di dalam hati kita dalam perubahan yang membawa suka cita maupun duka cita. Karena? Tokh semuanya itu sudah ada dalam buku kehidupan kita dalam tangan kasihNya.
Perubahan akan selalu ada, tidak pernah berhenti. Rasa yang timbul karena perubahan itu juga selalu ada, tidak pernah pudar. Satu hal yang melegakan, Allah selalu beserta kita, tidak pernah berubah karena Dia adalah yang kekal yang mampu mengatasi semua kefanaan dunia ini. Dalam Dia kita berlindung dan bernaung, karena kita tidak pernah sanggup melewati semuanya ini sendirian. Tuhan selalu beserta kita dalam tiap perubahan yang kita alami, susah senang kita selalu ditemani oleh Dia yang kekal. Yang tak lekang oleh waktu… Menyimak kembali ayat 14 dari Pengkhotbah 3, Aku tahu bahwa segala sesuatu yang dilakukan Allah akan tetap ada untuk selamanya; itu tak dapat ditambah dan tak dapat dikurangi. Jelaslah sudah, menghadapi perubahan bersama Allah yang kekal, tentunya akan berbeda karena kita berharap kepada yang Kekal, Allah kita!
Dalam hidup, ada yang bisa kita ubah, seperti dari gemuk ingin menjadi kurus dengan memperbaiki pola makan dan berolahraga serta diet teratur, bisa dicapai. Namun, ada hal-hal yang memang tidak bisa kita ubah, misalnya mau mengubah cuaca dari hujan menjadi panas seperti di awal tadi, rasanya tidak mungkin…
Di akhir khotbah saya ini, saya menggarisbawahi bahwa perubahan selalu terjadi, namun karena kita percaya bahwa segala hal dalam hidup ini sudah diaturNya, sudah ditentukanNya menjadikan kita semakin ingin membina komunikasi doa yang lebih baik dalam menghadapi semua perubahan itu dan semakin bersikap terbuka terhadap perubahan itu. Serta, selalu mengandalkan Tuhan dalam setiap perubahan yang terjadi.
Ada sebuah doa yang indah yang saya kutip dari internet sebagai akhir dari khotbah ini:
God give me the serenity to accept things which cannot be changed; Give me courage to change things which must be changed;
And the wisdom to distinguish one from the other.
Amen…


(-fon-)

NB: Hasil mengobrak-abrik word-ku, dan menemukan tulisan ini, sekitar tahun 2004-2005, pas kuliah di KPKS. Tulisan ini tak pernah jadi bahan khotbahku di pelajaran itu, karena akhirnya aku memilih tulisan yang bertema lain, tapi tak mau dibuang, sayang...:)
Just wanna share with you...Pssst, ampe sekarang masih belum pe de koq berkhotbah di depan umum huehehe...Mendingan nulis ajaaa...:)

No comments:

Post a Comment