Wednesday, December 3, 2014

Saat Kukecewa



Selamat pagi, Bapa…
Pagi ini hujan turun begitu derasnya, Tuhan….
Sebagaimana yang sering kualami dalam hidupku…
Hujan, badai, gelombang kehidupan yang kualami….
Segalanya yang ingin selalu kupersembahkan kepada-Mu…
Namun, pada kenyataannya, tak selalu bisa kupersembahkan itu semua dengan rela…
Dengan keikhlasan penuh di hatiku…
Tak jarang, aku harus menghadapi bagian dari diriku yang sungguh-sungguh kecewa…

Kecewa karena rencanaku tak terlaksana…
Biarpun aku percaya bahwa rencana-Mu yang terbaik bagiku, tak semudah itu aku langsung melangkah ke jenjang berikutnya…
Terkadang butuh waktu dan proses yang cukup lama..
Memakan waktu yang panjang untuk berdamai dengan diriku, untuk tidak menyalahkan siapa pun, terutama juga untuk tidak menyalahkan-Mu…
Aku sadar, aku terkadang bisa merasa Kau tidak lagi peduli padaku…
Saat doa-doaku tak terjawab…
Saat kenyataan begitu menghancurkan hati…
Sering kali, aku bertanya, “ Tuhan, Kau di mana?”
Adakah Engkau di setiap langkahku? Selalu?
Jujur saja, saat aku begitu kecewa, aku jadi begitu meragukan itu semuanya itu.

Dalam naik-turunnya proses kehidupan yang harus dijalani semua orang, termasuk diriku…
Aku sebetulnya terus berusaha belajar untuk menerima…
Bahwa rancangan-Mu pastilah yang terbaik bagiku…
Namun, satu demi satu kecewa yang tak kukendalikan dengan baik itu...
Mulai menumpuk satu demi satu…
Kegagalan demi kegagalan…
Sakit hati yang tertahan dan tak terselesaikan…
Luka batin yang menoreh bagian hati yang terdalam…
Tak semudah itu terlepaskan…
Dan, kenyataan ini begitu berat kurasakan…

Mudah bagiku untuk berseru, “ Tiada yang mustahil bagi-Mu,” ketika aku tengah bersuka.
Ketika begitu banyak kemudahan dilimpahkan kepadaku.
Ketika kesuksesan menyapaku.
Namun, ketika semua hal itu berbalik dariku…
Tak semudah itu bagi mulutku untuk tetap memuji-Mu…

Secara jujur, kuakui bahwa inilah aku, Tuhan…
Dengan segala kelemahan manusiawiku…
Dengan segala kekuranganku…
Namun, terlepas dari semuanya itu…
Aku mau tetap menjadi kesayangan-Mu, menjadi murid-Mu yang setia sampai akhir hidupku…
Aku tetap mau menjalani hidupku bersama-Mu, meskipun tak seindah yang kukira dulu…
Grafik relasi yang naik-turun pun kualami bersama-Mu…

Di sini, saat ini…
Dengan segala kerendahan hati, kumohonkan bimbingan Roh Kudus-Mu…
Untuk senantiasa memimpinku ke jalan yang benar…
Ke jalan yang memuliakan nama-Mu…
Segala kecewaku, sakit hati, luka batin, rasa sepi, perasaan ditinggalkan, perasaan tak lagi dipedulikan, perasaan minder, perasaan bahwa aku tak layak bagi-Mu, dan segudang perasaan-perasaan negatif lainnya kubawa kepada-Mu.
Kembali kupercayakan hidupku kepada-Mu.
Aku percaya, Tuhan, setelah segala badai dan gelombang yang mengguncangkan hidupku…
Akan ada lagi pelangi yang indah yang Kausediakan bagiku…
Sebagaimana Sang Pelangi sering muncul seusai hujan…
Aku percaya, akan adanya warna-warni yang menceriakan itu akan kembali Kauhadirkan…



Di proses ini, aku belajar…
Untuk menerima (kembali), bahwa Engkau adalah Allah yang setia…
Yang selalu ada di setiap episode kehidupanku…
Engkau takkan pernah meninggalkanku…
Engkau tahu yang terbaik bagi setiap anak-anak-Mu, termasuk diriku…
Dan, aku harus belajar terus merencanakan segala sesuatu, namun juga fleksibel ketika itu semua berubah haluan…
Aku percaya kepada-Mu.

Jesus, I trust in You.
On days when I am afraid,
I put my trust in you. (Psalm 56:3)
I’ll walk with You and won’t lean on my own understanding.(Proverbs 3:5)
I will trust the Lord with all my heart.
Jesus, I trust in You.

04.12.2014
fon@sg


No comments:

Post a Comment